Saturday, May 4, 2013

Sahabat






Hidupku pasti terasa hampa tanpa canda dan tawa dari para sahabat :)

Vampire and the Witches part 2

         Ada banyak hal aneh terjadi selama pelajaran berlangsung. Bahkan kadang aku merasa seolah bisa mengetahui sesuatu sebelum hal itu terjadi, salah satunya ulangan dadakan pada jam pelajaran terakhir.
"Gosh! Kenapa tenggorokanku rasanya kering banget! Padahal daritadi aku udah berkali-kali minum air? Cuaca dingin kayak gini, umumnya orang jarang merasa haus. Tapi kenapa aku terus-terusan dilanda haus??" Gumamku dalam hati.
         Sampai dirumah, orangtuaku mengajak makan malam. Tapi aku benar-benar tak berselera. Akupun berlalu menuju kamar. Kurasa karena merasa khawatir melihat tingkahku yang tak seperti biasa, ibukupun menyusulku kekamar.
"Sayang, kamu kenapa sih? Mama lihat kamu aneh beberapa hari ini."
"Maksud mama? Rasanya aku sama aja kayak biasa kok?" Tanyaku bingung.
"Ya menurut mama kamu beda aja, beberapa hari yang lalu kamu bahkan ngurung diri dikamar, ngapain coba?" Tanya ibuku lembut.
Aku bingung dengan ucapan ibuku, namun aku hanya mengatakan tak apa untuk sekedar menenangkan hati beliau. Ibu mengerutkan dahinya tanda tak percaya akan ucapanku, tpi kupeluk beliau untuk lebih meyakinkannya bahwa aku baik saja. Namun pelukan itu justru membuat jantungku berdegup kencang, tenggorokanku serasa mengkerut, dan hidupku tak henti-hentinya mencium aroma yang selama ini membuatku jijik, namun kali ini justru tercium lezat bagiku. Darah. Apa yang sebenarnya terjadi padaku??
          Segera setelah ibu keluar dari kamarku, aku melompati jendela kamarku untuk sekedar menenangkan diri dan menghirup udara segar.
          Dijalan, aku bertemu sepasang pria dan wanita yang tak henti-hentinya menatapku, seolah aku ini aneh saja!
"Hei! Nona?" Panggil pria itu.
"Saya?" Tanyaku memastikan bahwa yang dipanggil itu benar-benar aku.
"Ya, kamu! Bisa kemari sebentar?" Seru si wanita lembut.
Dengan ragu aku berjalan menghampiri mereka. Hingga cukup dekat dan aku bisa melihat mereka dengan jelas. Sang Pria mengenakan celana jeans biru depadukan dengan baju putih polos. Sedangkan si wanita, mengenakan gaun pendek diatas lutut, tanpa lengan,dan berwarna hijau muda. Mereka memiliki mata indah berwarna biru cerah, rambut coklat karamel, dan kulit putih pucat, persis seperti kulitku saat ini.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku ramah.
"Bolehkah saya melihat telapak tanganmu?" Pinta si wanita.
Meski masih bingung dan ragu, namun kuturuti saya permintannya, tak lama kulihat mereka bercakap-cakap, aku tak yakin bahasa apa, seperti bahasa Italia, namun sepertinya mereka menyebutkan sesuatu tentang vampir, dan menoleh padaku. Mungkinkah aku....???

To be continued>>>